The Inheritor (Part 1/4)

The Inheritor (part 1)

Main Cast : Siwon , Kyuhyun, Han Yongmi

Han ilwoo (yongmi’s father) , Lee joowon (King) , Han Yongjae (yongmi’s brother) , Goo Sena, Goo jaesuk (sena’s father)

Romance, Sad

Chaptered

.

Seoul Palace

Dentingan jam terdengar jelas, mengalun di seisi ruangan ini. Ruangan bergaya klasik yang mewah. Di dalam ruangan terdapat 1 meja dengan 2 kursi yang saling berhadapan.

Di salah satu kursi duduk seorang laki laki berkaca mata tebal, ia sibuk memandangi seseorang lagi yang duduk di hadapannya.

“ehm” gumamnya pelan. Tak ada balasan dari lawan bicaranya.

“pangeran –“ panggilnya canggung. Laki laki yang dipanggilnya itu tak bergeming sama sekali. Masih memainkan pspnya.

Dalam hati laki laki setengah baya itu sudah memaki keadaan ini. Ingin sekali ia membentak seseorang yang dengan asyiknya memainkan psp tanpa menghiraukannya.

Tapi..ia tak bisa. Rasa rasionalismenya masih ada, ia tak mau dipecat begitu saja atau yang paling parah mendekam dibalik jeruji besi hanya karena membentak seorang pangeran dihadapannya.

“pangeran, ini…sudah waktu kita untuk belajar” ucapnya lagi, kali ini ia sudah pasrah dengan apa respon dari pangeran itu. Diluar perkiraannya , pangeran itu malah menghentikan aktifitas mainnya.

Pangeran itu menatap laki laki setengah baya itu dengan tajam. Laki laki itu menelan ludahnya sendiri, tak pernah ia mendapat tatapan semenakutkan itu sebelumnya. “aku…aku rasa…pangeran ..sedang lelah –bagaimana kalau kita mengakhiri–“

“aku tidak lelah” ucap pangeran itu tiba tiba. Ia menundukkan kepalanya, melipat tangannya, laki laki tua itu terheran heran. Mulutnya seakan bungkam ketika kata kata itu keluar dari bibir pangeran.

“aku hanya bosan…kau tidak tahu bagaimana rasanya tidak punya teman kan?” kali ini pangeran itu menegakkan wajahnya. Laki laki itu terkejut, wajah pangeran seperti tertekan. “apa–maksudnya?”

“aku ingin sekolah seperti manusia normal–kenapa aku harus menderita seperti ini!!” laki laki itu lagi lagi terdiam, suara pangeran meninggi membuatnya takut sekaligus cemas. “jadi–

Laki laki itu menarik nafasnya, “apa yang aku bisa lakukan untuk pangeran?”

Pangeran itu seakan kaget, tapi senyuman aneh tersungging di wajahnya. “benarkah? Apa saja?” tanya pangeran itu seperti menuntut. Dengan terpaksa laki laki itu mengangguk. “baiklah” pangeran itu berdiri dan membelakangi laki laki tua itu.

“gomawoyo– Kim seosaeng-nim sudah mengajariku selama 12 tahun” ucap pangeran itu pelan. “nikmatilah hari hari terakhirmu disini” DEG . Laki laki tua itu terdiam, matanya tak bisa berkedip.

Dengan santainya pangeran itu keluar dari ruangan itu. Ruangan dengan banyak almari, ya..itu adalah ruangan khusus untuk tempat belajar keluarga kerajaan. Ruangan yang seharusnya hangat itu menjadi penuh kesedihan, saat Kim seonsaengnim diam diam menangis disana.

“pangeran…” gumamnya pelan.

Laki laki itu memang sedikit cengeng.

__

“mwoya?”

Sekretaris Jung mengangguk. “pangeran ingin sekolah di tempat normal, ada beberapa sekolah yang bisa saya rekomendasikan” ucap laki laki itu sambil membaca berkas yang ia bawa. Raja memijat keningnya. “anak itu–“

Raja menatap keluar, cuacanya sangat cerah di halaman luas istana Negara. “cuaca sangat bagus” ucapnya pelan.

“aku ingin meminum teh diluar, bisa kau siapkan?”

“ne cheonna” sekretaris Jung mengangguk dan keluar.

__

Raja mengitari istana, tentunya diikuti oleh sekelompok orang. Mereka adalah sekretaris Jung, menteri pertahanan Goo Jaesuk dan seseorang lagi menteri kehakiman Han Ilwoo. Mereka berdua adalah tangan kanan raja selama ini.

Raja duduk di bangku yang tepat menghadap sungai kecil. Beberapa orang pelayan datang dan menuangkan teh untuk raja. Serta ada beberapa camilan ringan di meja itu.

“pangeran ingin sekolah normal, apa kau sudah dengar?” tanya Raja. Ia menyesap sedikit tehnya. “tentu cheonna” jawab menteri pertahanan Goo, diikuti anggukan ringan dari menteri kehakiman Han.

“aku tidak mengerti pikiran anak itu, tapi–aku ingin ia mendapat sekolah yang terbaik” mereka semua mengangguk. Tentu saja seorang raja menginginkan anaknya mendapat sekolah yang baik, terlebih lagi dengan sikap pangeran yang seperti itu, hanya akan membuat raja khawatir.

“apa kau bisa merekomendasikan sekolah yang baik di seoul?”

cheonna, Daegu highschool, Hyosaeng highschool juga sangat terkenal di seoul, bahkan sekolah itu memiliki standar internasional” jawab sekretaris Jung. Raja mengetukkan jarinya di meja.

“ah..bagaimana denganmu Han Ilwoo, aku dengar anakmu berbeda 1 tahun dengan pangeran?” raja memandang menteri kehakiman Han. Han Ilwoo mengangguk. “ne cheonna, anakku saat ini kelas 2 di sekolah menengah”

Raja seperti tertarik. “hum, dimana anakmu bersekolah?” tanya raja. “Jyokyung highschool cheonna, tapi sekolah itu sangat biasa” menteri kehakiman Han menunduk.

“anakku juga bersekolah disana cheonna” tiba tiba menteri pertahanan Goo menyela.

“ah itu bagus, bukankah aku bisa menyekolahkan Kyuhyun disana, anak itu benar benar nakal, dengan bimbingan anak kalian , mungkin..dia akan berubah” air wajah Raja menjadi berubah, ia seperti mendapat jalan keluar dari masalah ini.

__

Jyokyung highschool

Mobil sport merah memasuki areal sekolah ini, mobil itu diiringi dengan masuknya beberapa mobil hitam lainnya. Banyak siswa yang terperangah melihat kejadian itu. Suasana berubah menjadi ramai.

Terlebih lagi ketika pangeran keluar dari mobilnya. Kaca mata hitam terpasang rapi di matanya. Banyak gadis yang menjadi linglung dengan ketampanan sang pangeran. Beberapa bodyguard kerajaan berpakaian hitam menghampirinya.

Kyuhyun melempar kunci mobil dan langsung ditangkap oleh salah satu pengawalnya.

Dengan santainya laki laki itu memasuki gedung sekolah ini. Tidak begitu elite, namun cukup mewah. Ini kali pertamanya laki laki itu menginjakkan kaki disekolah, setelah sekian lama homeschooling.

“Kyuhyun-yaaaa…..”

Kyuhyun berbalik, seorang pemuda berlari kecil padanya. Laki laki itu menepuk bahu Kyuhyun. Kyuhyun memerintahkan pengawalnya untuk tidak mencurigai temannya itu.

“Hyukjae kau bersekolah disini?” tanya Kyuhyun kaget.

“tentu saja, kau tak lihat seragam yang aku kenakan?” Kyuhyun hanya mengangguk angguk.

“jadi kenapa kau memutuskan untuk sekolah disini?” tanya Hyukjae sambil mengalungkan lengannya di bahu Kyuhyun, kali ini mereka sedang berjalan di koridor sekolah. Masih banyak gadis gadis yang membicarakan Kyuhyun, membuatnya sedikit risih.

“aku bosan, terutama dengan si cupu Kim seonsaeng”

“aish jinjja Kyuhyun-ah bagaimana kabar si cupu itu?” tanya Hyukjae sambil cekikikan, ternyata laki laki itu dulunya adalah teman kecil Kyuhyun. Bahkan dulu Hyukjae sering bermain ke istana dengan Kyuhyun, orang tuanya merupakan salah satu petinggi Negara.

“sudah kuusir” ucap Kyuhyun enteng. “hahaha, lalu kau–bagaimana bisa baru satu hari kau disini sudah bisa menyita banyak perhatian wanita? Aish Kyuhyun-ah kau mau mengalahkan kepopuleranku?”

Kyuhyun memutar matanya, “mwo? Aku tak tertarik dengan wanita disini, kalau kau mau ambil saja” ucapnya datar. “jinjja? Oke akan kusimpan kata katamu itu” ucap Hyukjae.

“tapi ada seorang wanita yang mungkin tak bisa kau taklukan?” Kyuhyun mulai tertarik. “siapa?” tanya Kyuhyun penasaran. “kau tahu gadis itu bahkan tak pernah menoleh padaku, padahal kau tahu kan bagaimana karismaku ini” Hyukjae menyisir rambutnya kepedeean.

“aigoo, hyukjae-ya jangan berbelit belit cepat katakan siapa gadis itu?”

“namanya–“

.

.

“Han Yongmi!!!!!”

Teriak seorang gadis berambut pirang. Yongmi tak memperhatikan teriakan itu. Ia terus mendrible bola basketnya. Gadis itu sangat mahir memainkan basket, beberapa kali Yongmi bisa memasukkan bola basket ke ring.

“Yongmi-ya sampai kapan kau akan disana?” keluh temannya itu lagi.

“ya sebentar lagi seul-ah” Yongmi mendrible lagi bola basket itu, tak memperdulikan peluh yang membasahi kulit putihnya. Rambutnya yang diikat satu bergoyang perlahan.

“Yongmi…palliwa” teriak Jiseul lagi. Yongmi mengalah ia berhenti bermain dan berbalik. “sudah, kau puas?” Seul hanya merengut kesal. “kelas sudah akan mulai, kau ini dasar” Yongmi terkekeh.

“tangkap ini” Yongmi melempar bola basket itu secara tiba tiba kepada Seul. Bola itu melambung, namun Seul bukanlah orang yang bisa menangkap bola itu, Seul menjauhkan kepalanya.

Bola itu melambung ke arah lain dan…

“akhhh” suara erangan itu membuat Yongmi dan Seul membelalakkan matanya.

__

“apa yang terjadi dengannya?” tanya Hyukjae cemas. Saat ini Kyuhyun sedang berbaring di klinik sekolah. Dokter mengatakan kalau luka dikening laki laki itu tidak teralu parah, hanya saja Kyuhyun tak bisa ikut pelajaran untuk 2 jam kedepan.

Yongmi dan Seul yang ada disana hanya bisa terdiam. Yongmi sadar Ini kesalahannya, tapi yang membuatnya sedikit bergidik adalah dengan banyaknya pengawal yang menjaga laki laki yang ia lukai. Ia seperti teroris yang baru saja ketahuan, padahal ia hanya salah melempar bola.

“mian” ucap Yongmi menunduk pada Hyukjae. Kakak kelasnya, yang dulu pernah menyatakan cinta padanya. Walaupun itu dulu tapi perasaan canggung dan tak enak hati itu masih ia rasakan.

“gwaenchanna” ucap Hyukjae sekenannya.

“nuguya?” tanya Yongmi penasaran, ia tak pernah melihat Kyuhyun sebelumnya. “dia adalah–

“Yongmi-ya siapapun dia, kau tak boleh meninggalkan tanggung jawabmu” bentak Seul sambil menyenggol lengan Yongmi. “ya! Kenapa seperti itu?”

“itu salahmu kan? Bagaimana jika aku yang berbaring disana? Apa kau mau?” Yongmi hanya menunduk. Ia mendengus kesal. “baiklah” ucapnya. “bagaimana caranya untuk menebusnya?”

“kau harus menemani laki laki itu”

“mwoya?” ucap Yongmi kaget. “tapi–aku–

“itu benar Yongmi, lagipula laki laki itu adalah siswa baru” ucap Hyukjae, senyuman aneh tersungging di wajahnya. “dia adalah orang yang sangat penting, kesalahanmu bisa jadi rumit nantinya, lebih baik kau temani dia”

__

Yongmi melihat jam di tangannya, sudah satu setengah jam ia menemani laki laki ini. Sebenarnya ia tak mau susah payah disini. Tapi..inilah konsekuensinya. Yongmi menguap, menunggu disini membuatnya ngantuk dan bosan.

Yongmi menyender di ranjang klinik itu. Dari sini ia bisa melihat wajah Kyuhyun. Laki laki itu tak begitu buruk, malah sangat tampan. Kulitnya putih, hidungnya yang mancung dan garis wajahnya yang rapi.

Yongmi yakin laki laki ini adalah artis, Hyukjae tadi sempat menyinggung kalau laki laki Ini sangat penting kan?

Tapi kenapa ia tak pernah melihat orang ini di TV? Apa dia bukan artis terkenal?

“hahhh” Yongmi menggelengkan kepalanya. Ia menjauhkan kepalanya dan memilih duduk tegak lagi. “sebenarnya siapa kau?” gumam Yongmi. Ia melihat nametag di jas Kyuhyun. “Kyuhyun” ucap Yongmi.

Nama itu sama sekali tidak dikenalnya, namun ia cukup familiar. Yongmi memutar mutar pikirannya. “kyuhyun…kyuhyun…”

“engrrhh..”

Yongmi tersentak. Namja yang bernama Kyuhyun itu perlahan membuka matanya. “aku dimana?” tanya Kyuhyun. Ia terlihat sangat kebingungan. “kau..” Kyuhyun melihat Yongmin. “ah kau sudah bangun” Yongmi merasa lega.

“nuguya?” tanya Kyuhyun.

“aku– “ Yongmi terlihat ragu. “mianhamnida, aku yang tadi melemparkan bola basket, hingga mengenai kepalamu” Kyuhyun terkejut, ia menyentuh kepalanya. “akhh” ternyata kepalanya benar benar sakit.

“Kau– aish kau mencelakaiku” Kyuhyun menatap Yongmi tajam

“mian, aku tidak sengaja, lagipula kenapa kau ada disana, jadi bukan sepenuhnya salahku” Kyuhyun terkejut, gadis itu malah balik membentaknya.

“kau tidak tahu siapa aku?” tanya Kyuhyun. Yongmi menggeleng. “Kyuhyun, namamu kan? Kau murid baru disini kan?”

Kyuhyun mendengus. “aku ini–

“sudahlah– aku sudah menghabiskan banyak waktuku untuk menemanimu, harusnya kau berterima kasih, aku pergi”

“YAKK kau!!!”

__

Sebuah pesawat mendarat di bandara Incheon. Pesawat itu merupakan pesawat pribadi. Terlihat beberapa orang memakai jas hitam keluar dari pesawat itu. Ada juga yang membawa beberapa barang.

Yang paling mencolok adalah kedatangan seorang laki laki. Pakaiannya cukup casual. Celana jeans hitam, kaos putih dengan jas luar. Ia terlihat begitu memukau sehingga banyak wanita yang kebetulan lewat secara terang terangan memujinya.

“selamat datang putra mahkota” beberapa orang menyapanya dan membungkuk. “kami akan mengantarmu ke istana”

“tak perlu” ucap putra mahkota itu. “aku bisa ke istana sendiri” Siwon meminta kunci dari pengawal itu. Dengan bingung kunci itu diserahkannya. “kau–juga tak perlu mengawalku, aku akan pergi ke suatu tempat”

“tapi–

“bilang pada abeoji, aku akan pulang sebentar lagi”

Siwon melesatkan mobilnya. Pengawal itu terdiam. “kita tetap harus mengawasinya” ucap sang pemimpin. Yang lainnya mengangguk. Dan melesatkan mobilnya juga. Mereka mengikuti Siwon dari kejauhan.

Namun Siwon yang mengetahui hal itu segera menambah kecepatan mobilnya.

Alhasil –para pengawal kerajaan itu sendiri bingung mencari Siwon. Laki laki itu sangat pintar untuk kabur. Salah satu dari pengawal tadi mengambil walkie talkienya dan menghubungi seseorang.

“yebosseyo–ne–katakan pada cheonna bahwa putra mahkota akan segera pulang” laki laki itu menghela nafasnya panjang. “kita harus tetap mencarinya, lacak gps yang terpasang di mobil itu”

“baik”

__

Yongmi sedang berada di arena balapan. Ia menoleh kesampingnya, seseorang mengedipkan sebelah matanya pada Yongmi. “apa kabar?” sapa orang itu, dia adalah Yesung, ketua dari geng motor disana.

“cih, seperti lama tak melihatku saja” Yesung hanya bisa terkekeh pelan. “kau tak takut pada abeoji–mu?” pertanyaan kali ini membuat Yongmi terdiam. Ia memakai helmnya.

“jangan menyebut nyebut abeojiku, anggap saja aku yatim piatu” Yongmi menghadapkan kepalanya ke depan. Sudah siap dengan apa yang terjadi nanti, toh jika dia meninggalpun apa akan ada yang memperhatikannya?

“baiklah, jika kau menang, kau boleh meminta apa saja dariku”

“termasuk motor itu?” tanya Yongmi sambil menyunggingkan senyuman aneh. “hahaha kau pikir bisa mengalahkanku?” lelaki itu kini memakai helmnya juga. Yongmi sibuk dengan pikirannya sendiri, perkataan Yesung tadi entah kenapa membuatnya terlihat lemah.

‘jangan pikirkan abeojimu Yongmi’

Yongmi mengangguk. Ia bisa.

Dan saat seorang wanita menjatuhkan sapu tangan di tengah tengah arena. Motor Yongmi dan Yesungpun melesat begitu saja. Riuh tepuk tangan dan teriakkan memenuhi tempat ini. Yongmi masih berkonsentrasi dengan lajunya. Saat ini ia memimpin pertandingan.

__

Seorang laki laki berjalan pelan di tanah luas ini. Dihadapannya sebuah makam , dengan rerumputan yang tertanam rapi disana. Laki laki itu..Siwon. Ia berlutut disana, mengusap batu nisan disana.

“lama tak bertemu…Yongmi-ya”

Siwon menaruh beberapa ikat bunga lili disana. Matanya memandang makam itu sayu. “apa kau baik baik saja? –keadaanku baik sekali Yongmi, jangan mengkhawatirkanku lagi di–sana” tangannya seakan lemas.

Mata Siwon berkaca kaca, setetes air mata jatuh dari pelupuknya. “abeoji menyekolahkanku di Jerman, kau tahu? Aku sangat merindukanmu–setiap kali aku menatap langit aku selalu berfikir–dimanakah kau berada sekarang”

Air matanya jatuh di tanah makam itu. “aku selalu berharap tempatmu jauh lebih baik dibandingkan tempatku–aku harap kau baik baik saja Yongmi-ya” Siwon menatap langit, sekarang sudah sore.

Sinar jingga membiaskan matanya. Tiba tiba kenangan itu muncul begitu saja.

__

“dia sangat menyebalkan” Kyuhyun mengeram pelan, padahal Kyuhyun saat ini sedang bermain game. Dan hebatnya bagaimana bisa kali ini ia menumpas habis seluruh musuhnya, seakan itu adalah gadis yang membuatnya kesal.

“walaupun dia sangat menyebalkan, gadis itu sangatlah hebat” timpal Hyukjae.

Mereka sedang berada di kamar Kyuhyun. Kamar yang luas dan megah. Ya, ini kali pertamanya Hyukjae ke istana setelah bertahun tahun tak bertemu dengan Kyuhyun. “gadis itu tak menarik sama sekali” ucap Kyuhyun dingin.

Hyukjae terdiam. “dia menarik, aku pernah menyukainya bahkan–

Kyuhyun terkekeh pelan. “apanya yang menarik, gadis itu seperti monster, dia lebih membosankan dibandingkan Kim seonsaeng”

Kali ini Hyukjae yang tertawa. “kenapa kau tertawa?” tanya Kyuhyun bingung. “kau orang pertama yang tak menyukai Yongmi, kau tahu? Dia bukan hanya cantik, bahkan sangat pintar. Hanya saja gadis itu sedikit misterius”

Kyuhyun menghentikan permainannya, membiarkan kata Game Over menghiasi layar pspnya. Ia lebih tertarik dengan perkataan Hyukjae. “misterius?”

ne, gadis itu sangat misterius. Sampai saat ini tak ada yang tahu asal usul keluarganya, ada yang mengatakan ia anak yatim piatu. Ada juga yang mengatakan Yongmi tak memiliki keluarga sama sekali.”

Kyuhyun merasakan jantungnya berpacu kuat. “tidak memilki keluarga? Lalu bagaimana bisa ia bersekolah disana?”

“ah , itulah masalahnya. Selama ini Yongmi selalu serumah dengan temannya itu, kau tau kan? Karena itu sampai sekarang tak ada yang tau siapa sebenarnya anak itu”

Kyuhyun menghempaskan diri dikasurnya. Pikirannya tertuju pada gadis itu. Sebenarnya perkataan ‘tak menarik’ benar benar bukan yang ia ingin katakan. Gadis itu bahkan sangat menarik perhatiannya sekarang.

__

Motor Yongmi masih melesat di jalanan ini. Saat ini sudah malam, dan jalanan yang ia lewati sangat sepi. Keadaan yang sangat menguntungkan, dengan ini Yongmi bebas mengebut tanpa ada halangan.

Suara motor Yesung semakin dekat kearahnya. Yongmi sedikit menoleh, benar saja bahkan sekarang ia bisa merasakan motor Yesung menyalipnya. Benar benar tak bisa dibiarkan–pikir Yongmi.

Gadis itu menambah kecepatan motornya. Sampai pada akhirnya ia bisa mengembalikan keadaan. Jauh di depan ia bisa melihat 2 jalan. Yongmi ingat betul ia harus ke arah mana. Dengan konsisten ia berbelok kanan karena itulah jalurnya.

Yongmi bisa merasakan hawa dingin menembus kulitnya yang terbuka. Walaupun ia sudah mengenakan mantel tebal dan selop tangan. Jalanan ini lebih sepi dibandingkan jalan sebelumnya, penarangannya juga sangat redup.

“YESUNG-SSI KAU TAK BISA MENGALAHKANKU” teriaknya kencang.

Tak ada jawaban yang ia terima. Malahan suara motor Yesung seperti lenyap begitu saja.

“mwoya?” Yongmi menghentikan motornya. Ia tak melihat motor Yesung disana. Yang ia tahu jalanan ini sangat sepi. Tapi–kenapa di petunjuk itu ia harus melewati jalan ini–apakah ia dijebak?

“aish jinjja???” Yongmi mengerang. Ia menepikan motornya. Sudah terlambat untuk menyesal, Yongmi bahkan tak tahu jalan untuk pulang kali ini.

Sejenak ia mengamati keadaan disekitarnya. Yongmi sadar satu hal–ini adalah komplek pemakaman. Pantas saja penerangannya sedikit, dan jalanan sangat sepi. “arghhh” Yongmi menghentakkan kakinya kesal.

Bagaimana bisa ia dijebak???

“Yesung-ssi aku akan membalasmu” desis Yongmi. Ia memilih mengamati jalanan itu. Siapa tahu ada seseorang yang masih disana. Ia bisa menanyakan jalan raya terdekat.

“ah chogi” Yongmi terkejut melihat seorang laki laki berjalan ke arahnya. Ia tak bisa melihat wajah laki laki itu karena penerangan yang minim. Yang ia tahu laki laki itu jauh lebih tinggi darinya.

“Chogiyo–“

Yongmi berjalan pelan ke arah laki laki itu. Tapi–bulu kuduknya merinding menerima kenyataan bahwa tempatnya sekarang adalah area pemakaman. Jadi –apakah laki laki itu adalah manusia atau–

Yongmi menggelengkan kepalanya. Kenapa ia jadi pengecut begini? Yongmi mendekati laki laki itu, dan laki laki itu juga berjalan ke arahnya. Perlahan Yongmi bisa melihat siluet laki laki itu. Dan yang pertama kali ia pastikan adalah–kaki laki laki itu.

“ah kau manusia ternyata” desah Yongmi lega.

Laki laki itu kini terdiam di tempatnya, tak jauh dari Yongmi. “chogiyo? Kau tahu kan jalan raya dekat sini” laki laki itu mengangkat kepalanya. Menatap Yongmi dengan lemas. Yongmi menjadi bingung.

“Chogi–

Brukk…

Tubuh laki laki itu menimpanya. Membuat Yongmi hampir saja jatuh. “Chogiyo” Yongmi mengguncang tubuh laki laki itu. Dadanya berdebar cepat. Ia bahkan bisa merasakan deru nafas laki laki itu di tengkuknya.

.

Kesialan apa yang menimpanya hari ini. Belum 24 jam ia sudah 2 kali menemani seseorang yang terbaring lemas. Namun kali ini bukanlah kesalahannya, setidaknya Yongmi tak harus menemani laki laki ini.

Untung saja waktu itu Yongmi dengan tidak sengaja mendengar suara kendaraan. Ia langsung menyetop kendaraan yang ternyata sebuah taksi. Jadilah Yongmi disini…Rumah sakit Seoul.

Yongmi menatap wajah laki laki yang terbaring di hadapannya. Akhirnya ia bisa melihat wajah laki laki itu. Sebenarnya laki laki itu sangat tampan–hanya saja kenapa ia terlihat sangat menyedihkan.

Dokter tadi mengatakan bahwa laki laki itu hanya kelelahan, dan itu membuatnya sedikit lega.

Yongmi hanya tinggal menunggu keluarga laki laki ini datang. Dan setelah itu ia akan pulang.

“Yongmi..”

Tubuh Yongmi menegang. Ia menatap laki laki yang sedang bergumam. “Yongmi..” gumam-an itu semakin jelas. ‘kenapa ia tahu namaku?’ tanya Yongmi dalam hati. Tangan Yongmi dengan hati hati menyentuh pipi laki laki itu.

“cho–giyo”

“Yongmi..jangan tinggalkan aku–“

DEG

Darah Yongmi seakan berhenti mengalir. Ia menatap laki laki itu heran. Tangan Yongmi entah mengapa tertuju pada tangan laki laki itu. Yongmi menyentuhnya.

“aku –disini”

Ucapnya pelan. Yongmi tak tahu kenapa ia melakukan itu. Yongmi hanya melakukan apa kata hatinya. Tangan laki laki itu berbalik menyentuh tangan Yongmi dan menggenggamnya. “jangan meninggalkan–aku”

Yongmi terkejut melihat tetesan air mata mengalir di wajah laki laki itu. Kenapa rasanya sangat menyedihkan? Yongmi cepat cepat mengambil kesadarannya. Ia melepas tangan laki laki itu dan berdiri.

“aku harus pulang” Yongmi mengambil mantelnya. Sebelum membuka pintu Yongmi berbalik. Ia menatap laki laki itu lagi. Ada perasaan aneh, seperti–tidak bisa membiarkan laki laki itu sendiri.Tapi setelah itu ia membuka pintu dan pergi darisana.

__

Yongmi berjalan ke rumah Seul dengan membawa motornya. Ia tidak tahu setelah kejadian itu motornya akan kehabisan bahan bakar. Beginilah Yongmi sekarang. Dengan lelah ia masih terus menyusuri jalanan kecil yang akan membawanya ke rumah temannya itu.

Dengan mata yang mengantuk Yongmi dapat melihat sekumpulan orang berpakaian hitam di depan rumah Seul. Jantung Yongmi berdetak keras. Yongmi membawa motornya ke belokan terdekat dan bersembunyi.

Ia sedikit mengintip ke arah rumah Seul.

Seul terlihat disana, sedang memberikan penjelasan kepada orang orang suruhan ayahnya. Ya, Yongmi sendirilah yang meminta Seul untuk tak memberikan fakta apapun tentangnya di rumah itu. Tapi kenapa pengawal itu ada disana? Bukankah sudah bertahun tahun lamanya ayah Yongmi tak pernah mengurusi anaknya.

Ayah Yongmi hanya sesekali menambahkan sejumlah uang ke rekening Yongmi. Itupun tak diterima Yongmi sepenuhnya.

Tiba tiba tangan Yongmi tergenggam kuat. Ia tak dapat melawan saat melihat sekumpulan orang menyergapnya. Yongmi tertangkap, tak ada waktu untuk lari karena kekuatannya pun sudah habis.

“YAAA LEPASKAN” bentak Yongmi kasar. Pengawal itu tak menghiraukannya. Dan malah menyeret Yongmi masuk ke mobil audi hitam disana. Yongmi sudah mencoba berontak tapi apa dayanya.

“kalian mau apa?” tanya Yongmi, tatapan tajamnya mengarah pada seseorang ketua pengawal itu. “maafkan kami nona muda, tuan ingin bertemu dengan nona” Yongmi mendengus mendengarnya, sejak kapan ayahnya memperhatikannya?

__

Pada akhirnya Yongmi harus mengalah. Ia sedang berada di ruangan mewah rumah ini. Rumah bagi seorang menteri kehakiman yang harus nya bertindak adil. Yongmi mendesis kesal saat mengingat kejadian itu lagi.

Suara sepatu pantofel mendekati arahnya. Yongmi mendongak, menatap seorang namja paruh baya yang tersenyum padanya. Sama sekali tak ada niat untuk membalas senyuman itu.

“apa yang abeoji inginkan?” tanya Yongmi to the point. Ayahnya duduk di salah satu sofa ruangan itu. “kau terlihat kelelahan?” tanya ayahnya.

Yongmi terkekeh pelan. “pengawal abeoji, menyeretku, itu cukup membuatku kelelahan untuk berontak” akhirnya kata kata itu keluar dari mulutnya.

“kau tak akan menjadi seperti ini, jika saja–menuruti kemauanku” ucap ayahnya.

“memangnya apa keinginanmu yang tak aku turuti? Bukankah aku sudah menghilang dari hidup abeoji, membiarkan abeoji hidup tenang dengan wanita itu” mata Yongmi mulai berkaca kaca saat mengatakan hal itu.

Ayahnya shock mendengarnya. Belum lama kemudian seorang wanita datang ke tempat itu. Gaunnya sangat simple tetapi elegan. Yongmi tersenyum sinis melihat wanita itu. Tak ada sedikitpun niat untuk menghormatinya.

“lama tak bertemu Yoon Jungha-ssi”

“YONGMI” ayahnya membentaknya keras. Yongmi hanya tertawa dalam hati. Ia sudah menduga hal ini. “aku hanya ingin menyapa ibuku apa tak boleh?” tanya Yongmi sakratis. Rahang ayahnya mengeras.

“aku tak mau berlama lama membicarakan ini, pelayan” dengan suruhan itu beberapa pelayan datang ke tempat itu. “ajak Yongmi ke kamarnya, besok dia harus siap dengan acara itu”

“baik tuan”

Yongmi yang tak tahu apa yang terjadi hanya bisa pasrah saat dibawa ke kamarnya. Tepatnya kamar lamanya. Yongmi bisa merasakan perasaan tidak nyaman berada di kamar ini lagi. Entah kenapa sejak ibunya meninggal ia menjadi tak ada selera tinggal di rumah mewah ini.

Yongmi malah kabur dan tinggal di rumah kecil Seul. Ia merasa aman disana.

Yongmi melihat meja kecil disamping tempat tidurnya. Tak ada lagi foto kenangannya bersama eommanya. Yongmi mengepalkan tangannya. Foto itu pasti sudah dilenyapkan. Mata Yongmi memanas dan beberapa saat kemudian ia menangis.

Yongmi merasakan sakit di relung hatinya. Sakit sekali dan bahkan tak ada obatnya. Yongmi berlutut di lantai. “eomma..” lirinya pelan. Air mata terus mengalir di pelupuknya. “eomma..” lirihnya lagi.

Sampai matanya terpejam, Yongmi mengantuk. Dan yang ia ingat, ia tertidur di lantai kamar ini.

__

Sinar matahari memasuki celah kecil di matanya. Yongmi terbangun. Ia kaget saat sudah berada di kasur kamarnya. “selamat pagi nona” 2 orang pelayan menyapanya. Yongmi semakin kaget saat melihat kaos dan celana jeansnya sudah terganti oleh gaun tidur.

“nona harus masuk sekolah” ucap salah satu pelayan itu.

“tapi seragamku?”

“tenang nona, itu sudah kami siapkan, dan juga–tas dan buku buku pelajaran, nona muda hanya perlu mempersiapkan diri” Yongmi mengangguk. Ia tak meminta penjelasan lagi, mengingat ayahnya yang bisa melakukan apa saja yang ia mau.

Yongmi selesai mandi dan berpakaian. Ia melihat pantulan dirinya di cermin. Yongmi menyisir rambut pendek sedikit di bawah bahunya. Yongmi baru sadar jika salah satu antingnya tak ada. Yongmi kaget. Ia terpaksa melepas satu lagi antingnya.

Baru saja ia ingin mengikat rambut itu–beberapa pelayan memasuki kamarnya.

“apa lagi?” tanya Yongmi. Orang itu malah meletakkan beberapa alat di meja riasnya. “kami adalah penata rambut nona sekarang” Yongmi membulatkan matanya. “mwo?”

“biarkan kami yang mendandani nona” Yongmi tak habis habisnya terperangah. Untuk selanjutnya ia membiarkan para pelayan itu bekerja.

__

“kau menunggu siapa?” Hyukjae meminum minumannya sambil duduk di samping Kyuhyun. Laki laki itu tidak memainkan psp–nya. Malah duduk di bangku depan sekolah. “aniyo–hanya memperhatikan siswa disini”

Tapi Hyukjae menangkap kehobongan dari kata kata Kyuhyun. “jangan jangan kau menunggu–Yongmi lagi??”

“aniyo” tungkas Kyuhyun cepat. Ia mengalihkan pandangannya. “jangan berbohong Kyuhyun-ah , aku ini sudah mengenalmu lama” goda Hyukjae lagi. “aish jangan menggangguku” Kyuhyun mengambil psp yang selalu siap di sakunya dan memainkannya.

“Kyuhyun-ah ..Kyuhyun” Hyukjae menyenggol lengan Kyuhyun. “ya! Jangan meng–

Kyuhyun terdiam melihat pemandangan di hadapannya. Bukan hanya dia, tapi semua murid. Seorang gadis tengah keluar dari mobil mewah. Penampilannya banyak menyita perhatian orang.

Bagaimana tidak, Yongmi–gadis sedikit tomboy dan menakutkan itu. Kini berpenampilan seperti dewi. Benar benar cantik. Rambut hitamnya kini sedikit ikal, kulit putihnya terekspos begitu saja, dengan sepatu kets yang terlihat mahal.

Yongmi sangat cantik. Kyuhyun beberapa kali memuji gadis itu di benaknya. Hanya saja ia tak mau mengakuinya. “whoaaa neomu yeppuda” ucap Hyukjae. Ia sampai menganga melihat penampilan Yongmi.

“Kyuhyun kau juga–

Air wajah Hyukjae terlihat berbeda melihat respon Kyuhyun. “ekhem” dehem Hyukjae. Kyuhyun kembali tersadar dan memainkan pspnya. “bagaimana dengannya sekarang Kyuhyun-ah?” goda Hyukjae. Kyuhyun tak bisa memberikan penjelasan apapun. Hatinya masih berdebar debar.

“diamlah” ucanya mencoba tenang. “hahahha–“

__

Yongmi berjalan di koridor sekolah. Ia merasa risih dengan tatapan orang orang padanya. Tapi Yongmi tetap santai menyikapinya.

Tanpa sengaja Yongmi bertemu dengan seorang gadis. Penampilannya sangat mewah. Rambut coklat yang sengaja digerai dan semuanya–tampak mahal. Gadis itu berdiri di hadapan Yongmi. Dengan sengaja melihat penampilan Yongmi dari bawah ke atas.

“Yongmi-ssi, apa yang membuatmu berubah akhir akhir ini?” tanya gadis itu. Dia adalah Goo Sena. Teman sekelas Yongmi. Gadis yang selalu berusaha menjahati Yongmi. Entah apa alasannya.

“bukan urusanmu” Yongmi berjalan melewati Sena. Tapi Sena menggenggam lengan Yongmi.

“aku penasaran–apa kau juga akan ikut di pesta itu?” tanya Sena sinis. Yongmi mengerutkan keningnya. “pesta?”

“jangan bersikap seakan kau tidak tahu Yongmi” Sena menghempaskan tangan Yongmi kasar. “aku yakin ayahmu pasti sudah mengatakannya, atau–keluarga kalian berusaha menarik perhatian raja, begitu?”

Yongmi mengepalkan tangannya, menurutnya perkataan Sena sangat keterlaluan. Tapi Yongmi menahan semua emosinya. Untuk apa meladeni gadis aneh ini, hanya membuang buang waktunya.

“kita lihat saja nanti Han Yongmi, siapa yang akan–menarik perhatian raja” Yongmi hanya tersenyum. Ia tak ada keinginan sama sekali untuk masuk ke dalam urusan kerajaan, apalagi menarik perhatian raja. Baginya itu hanya melelahkan.

__

Bel pulang sekolah berbunyi. Yongmi dengan sigap keluar dari kelas. Ia mengendap ngendap melihat apakah ada pengawal yang mengikutinya–atau tidak. Yongmi dapat melihat beberapa pengawal menunggunya di gerbang.

Yongmi mencoba mencari jalan keluar agar ia bisa bebas. Jujur saja Yongmi sudah lelah dikawal seperti itu. Ia lebih suka naik bus kota. Bisa berbaur dengan masyarakat luas, dibandingkan terkekang di mobil ber-AC. Sangat membosankan.

Yongmi melihat jalan menuju halaman belakang. Ia yakin disana pasti ada tembok. Tak masalah Yongmi bisa memanjatnya. Yongmi berlari ke belakang.

“jinjja?” Yongmi melihat tembok tinggi dihadapannya. Apa mungkin ia bisa lolos dari sana?. Yongmi memijat keningnya. Dengan perlahan ia membuka sepatunya. Ia pasti bisa. “ya! Kau” baru saja Yongmi ingin memanjat sebuah suara mengagetkannya.

“kau…”

“dasar bodoh” Yongmi mendengus. Untuk apa laki laki ini disini, mengatainya bodoh lagi. “apa yang kau lakukan disini?” tanya Yongmi dingin.

“harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan disini? Jangan jangan kau adalah pencuri” Yongmi memutar bola matanya. “mwo? Aku? Mana mungkin?” Kyuhyun menghampiri Yongmi.

“dasar bodoh” ia menoyor kening gadis itu. Yongmi baru saja ingin memberikan perlawanan saat Kyuhyun menunjuk suatu arah. Yongmi tertegun melihat tangga lipat ada disana. “kau ini bodoh sekali”

“jangan mencoba mengintip” ucap Yongmi sinis. Gadis itu berusaha menaiki tangga ini. “memangnya siapa yang akan bernafsu melihat tubuhmu?” tanya Kyuhyun dingin. “ishhh..lelaki itu sama saja dimana mana” Yongmi masih berusaha sampai di atas tembok itu.

“aku akan loncat” ucap Yongmi , ia melempar sepatunya dan segera lompat. “akhhh”

“Yongmi?” Kyuhyun terlihat khawatir dengan suara itu. Dengan cepat ia menaiki tangga dan meloncat.

“kau tak apa?” tanya Kyuhyun. Yongmi memegang pergelangan kakinya. “sedikit sakit” Yongmi mencoba berdiri. “akh” saat itu Kyuhyun membantunya. Wajah mereka terlihat sangat dekat. “mian” ucap Yongmi.

Ia memakai sepatunya dan berjalan menjauh. Kyuhyun mengikutinya. “kenapa kau..

“jangan banyak bertanya–kau mau kabur dari pengawal itu kan? Aku juga sama sepertimu” Yongmi hanya mengangguk. Tak beberapa lama mereka sampai di jalan raya. Yongmi merasa senang ia bisa bebas dari pengawal itu.

“ah itu–“ seru Yongmi senang. Kyuhyun hanya kaget, tapi tetap mengikuti Yongmi. Yongmi terdiam di depan sebuah mobil penjual jajanan. Ada ajhumma disana. “mau beli apa Agassi?” tanya ajhumma itu.

Kyuhyun terlihat tak nyaman disana. Ia melihat penampilan mobil itu, dan memaki dirinya sendiri berada disana. “sate ikannya 2” Yongmi menatap Kyuhyun yang masih memandang mobil itu dengan risih, apalagi saat melihat jajanan disana.

“kau mau makan tidak?” tanya Yongmi. Kyuhyun dengan pasti menggeleng. “kau yakin disini higienis?” Yongmi hanya bisa terkekeh. “tentu saja, kalau tidak, harusnya aku sudah sakit bukan?. Kalau kau mau, ambil saja, aku mentraktirmu” Yongmi menyodorkan satu tusuk sate pada Kyuhyun.

“tidak terima kasih”

“baiklah”

Yongmi memakan satenya dengan lahap. Sebenarnya Kyuhyun sangat lapar saat itu. Ia tadi lupa pergi ke kantin bersama Hyukjae. Kyuhyun tersenyum kecil melihat cara makan Yongmi yang seperti anak anak.

Kyuhyun beberapa kali meneguk ludahnya sendiri. Dengan ragu ia mengambil satu tusuk sate ikan itu. Perlahan ia mengarahkan ke mulutnya. Yongmi melihat kejadian itu dengan tertawa kecil.

“enak bukan?” tanya Yongmi. Kyuhyun mengangguk. Ini benar benar enak. Ia mengambil satu tusuk lagi dan memakannya begitu seterusnya. Tak ia sadar bahwa sekarang Kyuhyun sudah memakan 10 tusuk sate bahkan Kyuhyun mengambil satu tusuk lagi.

“ya! Kau mau membunuhku?” tanya Yongmi. Yongmi menghitung uang di dompetnya. “dasar bodoh, mentraktirpun kau tak berfikir sebelumnya” Kyuhyun menghabiskan sate ikan itu dimulutnya. Ia mengambil dompet disakunya tapi–

Ternyata dompetnya tak ada. Kyuhyun kebingungan, apa mungkin dompetnya tertinggal di tas. Kyuhyun lupa membawa tasnya, tapi ia yakin Hyukjae sudah menaruh tasnya di tempat yang aman.

“apa yang terjadi?” tanya Yongmi heran. “dompetku ketinggalan”

..

“aku tak menyangka akan mencuci piring” ucap Kyuhyun. Ia mendengus kesal. Beberapa kali ia merutuki dirinya. Jika ia membawa dompet tak akan begini jadinya, jika Kyuhyun membawa dompet ia mungkin bisa membeli mobil ajhumma ini sekalian.

“terima sajalah, ini salah kita berdua” ucap Yongmi. Kyuhyun hanya bertugas membilasnya sedangkan Yongmi yang memberi sabun. “ini–sangat keterlaluan–salahmu” Yongmi membelalak kaget.

“ya! Siapa yang makan 15 tusuk sate , itu kau–aku hanya memakan 5, cih” pertengkaran keduanya terhenti saat ajhumma membawa setumpukan piring lagi. Kyuhyun mengeluh terus terusan, sementara Yongmi–sudah bosan mendengarnya.

..

Hukuman itu telah berakhir. Yongmi dan Kyuhyun berjalan di trotoar Seoul, langit malam sangat indah, ditambah dengan suasana padat Seoul. “gomawo” ucap Yongmi. Kyuhyun hanya mengangguk angguk.

“aku juga” ucap Kyuhyun. “hari yang melelahkan” Kyuhyun menatap Yongmi. Yongmi sedang membentangkan tangannya. “apa yang kau–lakukan?” tanya Kyuhyun heran. “menikmati angin” Kyuhyun terkekeh.

“YA! Kau harusnya melakukan itu di pegunungan, tapi ini kota–kau tak lihat?”

“aku tahu” ucap Yongmi.

Beberapa saat kemudian sebuah mobil sedan berhenti dihadapan mereka. Seorang pengawal keluar dari sana. Ia menghampiri Kyuhyun. Yongmi terperangah saat pengawal itu memberi hormat dengan terang terangan.

“pangeran aku–hmmfftt” Kyuhyun membungkan mulut pengawal itu. Yongmi membulatkan matanya. Apa yang tadi ia dengar? pange–

“aku harus segera pulang” ucap Kyuhyun. Dengan tergesa gesa ia masuk ke mobil dan menyeret pengawal yang terlihat tak berdosa itu. Yongmi mengingat kembali kejadian itu, apa yang tadi ia dengar. Yongmi tak mendengarnya dengan baik tadi.

“aish” Yongmi mendengus. Beberapa saat kemudian jemputannya datang. Yongmi bisa melihat seorang pengawal ayahnya menjemputnya. Ini memang saatnya untuk pulang kan? Yongmi hanya bisa pasrah.

__

Alunan musik klasik mengalun di restaurant mewah ini. Tak ada satupun yang berani memasukinya, karena restaurant itu seakan sudah di sewa hanya untuk satu pertemuan. Di sana terdengar dentingan sendok.

“jadi ini anakmu?” tanya wanita tua. Menteri pertahanan Goo mengangguk. Sena yang ada disana hanya bisa tersenyum kaku. “cantik, siapa namanya?” tanya wanita tua yang ternyata adalah ibu suri kerajaan.

“Goo Sena imnida, mama” ucap Sena. Ia menyunggingkan senyuman yang dibalas oleh ibu suri. Menteri Goo hanya bisa tersenyum.

“aku harap dia bisa menjadi ratu yang baik nantinya” perkataan ibu suri langsung membuat menteri Goo senang, begitu juga dengan Sena yang terkejut namun inilah yang dinantikannya.

“ya, Sena adalah gadis yang baik, dan juga sangat pintar” perkataan ayahnya seakan membuat Sena terdiam. Tapi ia mencoba tenang, apakah itu sebuah kebohonga? Sena menggelengkan kepalanya, ia tak boleh berpikiran pesimis.

“bukankah dia juga akan ikut di pesta itu?”

“ye, mama” ucap menteri Goo. Makan siang itu dilanjutkan. Sena menyerukan kemenangan di benaknya. Sebentar lagi , ia akan menjadi salah satu keluarga kerajaan.

_TO BE CONTINUED

2 thoughts on “The Inheritor (Part 1/4)

  1. HalcaliGaemKyu says:

    Chingu… Annyeong 😀 salam kenal ne
    aku ijin baca ffmu
    ffnya menarik
    jd kyu itu seorang pangeran, yongmi adalah seorang ank yg ibu kandungnya sdh meninggal dunia, sedang ayahnya menikah lg dgn seorang wanita yg smpai saat ini tdk disukainya, lalu siwon? Apa hub.nya yongmi nya siwon dgn yongmi yg ini? Apa hanya kebetulan mirip? Sehingga nanti siwon pun menaruh hati pd yongmi yg ini. Dan akhirnya siwon dan kyu berebut yongmi *eh? ==a
    krn yongmi bakal jd tunangan kyu? *tebakaaaaannnn keke
    lanjut

  2. HalcaliGaemKyu says:

    Aigo… *tepok jidat
    yg dijodohin sm kyu kan si sena, bukan yongmi, pdhl kyu sukanya sm yongmi
    mian chingu, salaaaahhh keke

Leave a comment